Info
| -
Daftar | Masuk | Anggota

-

Sisi lain Lawangsewu

info game pc - info-gamepc
info-gamepc.blogspot.com - Lawangsewu, pasti sobat Blogger pernah mendengar atau setidaknya sudah pernah berkunjung ke Lawangsewu yang berada tepat di jantung kota Semarang tepatnya dibundaran monumen pertempuran lima hari di Semarang atau yang lebih populer dengan mana monumen tugu muda.

Lawangsewu merupakan obyek wisata yang dikelola oleh Dinas pariwisata kota Semarang merupakan kantor perkereta apian sejak jaman kolonial Belanda walaupun saat ini memang masih berfungsi sebagai kantor Kereta Api yang menempati gedung baru berdekatan dengan gedung lama, tetapi dibalik kokohnya Lawangsewu tersembunyi cerita menyeramkan sejak gedung tersebut diambil alih oleh penjajah Jepang.

Tahun baru kemarin tepatnya hari kamis tanggal 2 Januari 2014 saya bersama teman berkunjung ke Lawangsewu setelah paginya berkunjung ke Candi Gedongsongo yang ada di Kabupaten Semarang tepatnya di daerah Bandungan, sepulang dari Gedongsongo sekitar jam 5 sore saya mampir ke Lawangsewu, dengan membayar tiket masuk untuk 2 orang sebesar 20.000 saya ditawari apakah mau menggunakan jasa Pemandu, saya berpikir sejenak, kalo sendirian tentunya saya hanya bisa melihat gedungnya saja tanpa mengetahui latar belakangnya, ok deh dengan manteb saya mengeluarkan uang 10.000 lagi untuk menyewa jasa pemandu.

Dimulai dengan bangunan samping lawangsewu, menurut cerita pemandu pintu-pintu yang ada dilawangsewu jumlahnya tidak sampai ada sewu atau seribu tetapi dikarenakan saking banyaknya pintu maka orang-orang menamakannya lawangsewu, gedung pertama terdiri dari ruangan-ruangan yang cukup besar yang dulunya digunakan untuk urusan administrasi, ruangan ini cukup luas jika dibandingankan luas kamar saya, dua kali lipat mungkin, yang semuanya berjumlah mungkin kalo tidak salah 5, maap agak lupa. Naik ke lantai dua terdapat ruangan yang cukup luas, menurut pemandu ruangan itu digunakan untuk acara pesta-pesta pegawai Belanda beserta Noni-Noninya.

Setelah puas melihat-lihat saya dipandu ke toko aksesoris Lawangsewu yang menjual pernak-pernik seputar lawang sewu seperti Kaos, Gelang, Asbak, dan dll. Lalu dilanjutkan ke ruang atas, untuk menuju ke ruang atas melewati ruang sempit dulu digunakan untuk menyiksa pejuang sambil tangannya diikat ke atas, saya penasaran juga ada apa diujungnya, saya dilarang pemandu dikarenakan ruang ujung tersebut banyak dihuni kelelawar-kelelawar yang bergelantungan, pantesan aja kotorannya banyak seperti kotoran kambing. Lalu kita kembali turun menuju ke ruang bawah tanah, denger-denger diruang bawah tanah yang pernah saya baca dari internet terdapat penjara jongkok sama penjara berdiri, wuihhh seram, penasaran mau membuktikan, untuk memasuki area bawah tanah kita dipungut biaya sebesar 20.000 per orang plus dapat senter dan sepatu bot.

Ok perjalanan menelusuri ruang bawah tanah cukup membuat bulu kidik berdiri kenapa? selain udaranya pengab dan panas juga banyak air yang menggenangi ruang bawah tanah, terlintas dalam benakku bagaimana menderitanya pejuang kita dulu yang ditawan tentara Jepang dan dimasukkan ke ruang bawah tanah, perjalan melewati bangunan kotak-kotak yang berjumlah sekitar 10, tidak lupa saya tanyakan ke Pemandu bangunan apa ini dan fungsinya apa? menurutnya dulu sewaktu penjajahan Jepang bangunan difungsikan sebagai penjara jongkok, penjara jongkok? saya agak heran juga penjara berbentuk kota-kotak mirip kolam ikan buat budidaya lele dombo, menurutnya dulu kotak-kotak tersebut digunakan untuk menawan pejuang kita lalu satu kotak diisi beberapa orang terus diisi air sampai air menutupi mulut tawanan, tawanan hanya bisa bernapas saja atasnya ditutupi teralis besi, kejem banget si Jepang, nggak punya hati ya melihat orang diperlakukan seperti binatang. Hati ini menangis jika membayangkannya, yang saya pikirkan berapa lama pejuang kita mendekam dalam keadaan jongkok? juga berapa lama pejuang kita dulu berdiri? Sungguh biadab tentara Jepang, Jepang saat itu sangat sadis membunuh bangsa ini, Jepang pelan-pelan menghancurkan bangsa ini. Dalam hati semoga arwah pejuang kita diberi tempat yang layak disisi-Nya dan pelaku pembantaian Jepang diberikan tempat yang cocok atas perbuatan mereka, tempat bagi mereka adalah yang pantas Neraka Jahanam.

Setelah puas mendengarkan cerita pemandu tersebut,lalu kita menuju ke sebuah bangungan kotak tinggi seukuran orang berdiri, ya bangunan tersebut selama penjajahan jepang difungsikan sebagai penjara berdiri, penjara berdiri ini ternyata bawahnya berisi genangan air sampai keatas kaki orang dewasa, dulu orang ditawan dengan cara dimasukann beberapa tawanan berjejal kemudian bawahnya diberi pijakan berupa teralis besi, menurut pemandu, selama menjadi tahanan Jepang, tawanan tersebut makan, minum, buang air besar,kecil disitu seperti ayam bisa dibayangkan sobat Blogger gimana rasanya.

Kemudian perjalanan dilanjutkan ke ruangan kecil yang disampingnya ada pintu kecil keluar yang dulu digunakan sebagai tempat untuk membuang mayat tawanan yang telah dipenggal oleh Jepang, jadi 2 orang jepang posisi dibawah sedangkan 2 orang lagi diatas, mayat-mayat tawanan dibuang ke selokan - selokan yang ada disisi kiri Lawangsewu, lalu kita menuju ke tempat pemenggalan tawanan mungkin bangunan agak berubah tapi dulu bangunan itu terdapat tempat untuk merebahkan tawanan untuk dipenggal, badannya dibuang kepalanya diletakkan disamping ruang pemenggalan setelah puas melihat-lihat saya bertanya dimana pintu keluarnya? ternyata pintu keluarnya berupa tembok yang berlubang yang mungkin saja Tawanan jika melarikan diri bakalan cepat tertangkap, tidak lupa juga saya ditunjukan lokasi Uji Nyali yang pernah diadakan di LawangSewu yang konon muncul penampakan Kuntilanak dari pintu masuk menuju penjara jongkok.

Setelah puas berjalan-jalan sambil bercerita saya sempatkan bertanya kepada pemandu, kira-kira berapa jumlah tawanan yang meninggal dibantai tentara jepang, dia menjawab sekitar 300 orang, dia juga bilang di Indonesia hanya di Semarang saja yang tidak ada kuburan tentara jepang kenapa? karena dulu sebagai balas dendam banyak tentara jepang yang juga dibunuh oleh pejuang kita dan mayatnya dibuang ke laut. Sebagai sesi akhir dari perjalanan muter-muter Lawang sewu saya dipersilahkan untuk melihat-lihat alat-alat kereta api jaman dulu, sayang saya tidak bisa mengambil gambar Lawangsewu dikarenakan HP saya Wungkal sedih juga tapi nggak apa-apa yang penting heppy.

Demikian pengalaman saya berkunjung ke Lawangsewu, jika sobat Blogger penasaran bisa datang saja ke kota Semarang

Ganti game lamamu dengan game-game terbaru, hanya di "Revolusi Gamer". Tersedia game-game murah dan berkualitas. Kunjungi info-gamepc.blogspot.com

(Safei/Gamer)


Didukung oleh

Foto Terkait:


Berikan Komentar

Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang-buang waktu untuk melakukan spam. Terimakasih.



 
Blog punya © 2014 info-gamepc
Desain Modification by Ahmad Safei