Kembali ke laptop, kesimpulannya manusia tidak bisa hidup sendiri tanpa bantuan orang lain atau yang populer disebut makhluk sosial, dikarenakan tuntutan hidup, kita kadang-kadang hidup tanpa melihat orang lain, itu wajar asalkan kita jangan terlalu acuh tak acuh biar bagaimanapun kita masih mempunyai teman yang bisa ajak senang-senang.
Salah satunya adalah acara makan-makan ketela bakar, ya itu adalah acara favoritku, semua serba gratis, tidak hanya ketela aja yang dibakar bahkan jagung, burung puyuh sawah, sampai kodok ijo kta bakar heheh, bertepatan malam minggu sepulang jalan-jalan bersama gebetan yang baru 2 hari dikenal, saya dan beberapa teman kumpul-kumpul di pos kampling tapi waktu itu suasana bete abis, salah teman mengusulkan ngadain acara berburu burung puyuh atau yang sering kita sebut gemek, tanpa pikir lagi aku iyakan saja, langsung saja saya ambil senapan anginku beserta senter polisi yang sinarnya mampu menembus lebatnya dedaunan.
Kita berangkat ke sawah, mulai sepakat menyisir dari sawah sebelah utara yang terkenal banyak gemeknya yang lagi tidur juga kabarnya tempat itu ada penunggunya sebangsa JIN katanya sih Gendruwo berbentuk orang besar yang berwarna merah, merinding juga mendengar penuturan teman saya, tapi ngapain takut, kan manusia derajatnya lebih tinggi dibandingkan makhluk lain, yang terpenting tujuan saya adalah mencarai burung puyuh bukan mau mengusik makhluk halus seperti yang sering nongol diacara TV.
Setelah muter-muter, akhirnya kita mendapatkan buruan kita, 2 gemek betina lumayan besar sih, setelah dipastikan sekitar situ sudah tidak ada gemeknya, kami pindah ke sawah sebelah selatan, ternyata bulan bersinar dengan terang, terlihat podon Cono berdiri kokoh dengan daun yang lebat, pohon itu sudah puluhan tahun berdiri disitu, bahkan sejak saya masih SD yang waktu itu suka mencari jangkrik, pohon itu sudah berdiri disitu, kini akupun sudah dewasa, sempet merantau 7 tahun dan kembali lagi ke kampung halaman, pohon itupun masih kokoh berdiri, apa nggak terpikir ya untuk ditebang atau dijual kayunya buat kayu bakar, herannya pohonnya itu dari dulu besarnya segitu aja, pohon itu satu-satunya yang ada diantara pohon ketela, kabarnya sih, denger cerita dari orang-orang yang membuat batubata disekitar situ, pohon itu ada penunggunya, namanya Mutmainah, nggak tau deh nama itu darimana, apa orang sekitar situ ngarang atau memang jinnya memperkenalkan sendiri namanya, auh ah gelap, ngomongin hantu lagi, melenceng neh dari topik.
Beruntung disawah sebelah selatan, kita mendapatkan gemek 5 jadi total gemek yang kita dapatkan ada 9 ekor, wuihhh,, lumayan banyak hasil buruan malam itu, tidak lupa, kurang afdol rasanya kalau tidak mengambil ketela yang ditanam, tanpa menunggu waktu yang lama, teman saya sudah mengambil 2 buah ketela, wah kayaknya cukup neh, kamipun bergegas pulang seiring malam yang mulai menunjukkan jam 11 malam, sesampainya diposkampling, kami mendapat tugas masing-masing, ada yang menyembelih gemek, mencuci ketela, memasak air, mencabut bulu gemek, membeli bawah merah dan putih buat campuran, juga yang tidak boleh lupa adalah kecap abc manis plus saos.
Setelah beberapa jam, akhirnya menu makanan siap disajikan, semuanya sera gratis yang tidak gratis cuman cabai ma kecab, lainnya minta sama temen yang punya toko sembako heheh, penasaran? berikut poto-potonya Friend.






Berikan Komentar
Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang-buang waktu untuk melakukan spam. Terimakasih.
Obrolan Ringan