Indonesia dan Iran Kembangkan Nuklir Bersama

Iran menyatakan kesediaannya untuk memperluas kerjasama bilateral dengan Indonesia, terutama di sektor teknologi nuklir, kata Utusan Khusus Presiden Iran, Alaeddin Boroujerdi pada hari Jumat.

"Kami siap untuk bekerja sama dengan Indonesia dalam hal teknologi nuklir di bawah peraturan internasional dan di bawah NPT (Non Proliferation Treaty)," kata Boroujerdi dalam jumpa pers di Kedutaan Iran di Jakarta.

Komisi I Ketua Parlemen Iran menjelaskan bahwa Iran menentang keras upaya untuk memonopoli energi nuklir di dunia, mengingat bahwa cadangan minyak dunia yang merupakan sumber energi di dunia saat ini semakin menipis.

Boroujerdi berpendapat bahwa jika suatu negara ingin mandiri, perlu untuk menguasai teknologi nuklir dan itu tidak bisa ditawar.

"Setiap negara yang tidak memiliki teknologi nuklir, tidak akan menjadi sebuah negara merdeka di masa depan," katanya.

Namun, kata dia, Iran masih memegang teguh prinsip tidak mengembangkan senjata nuklir bahkan hanya satu bom atom dikarenakan sangat berbahaya, seperti bencana yang terjadi di Hiroshima dan Nagasaki.

Iran telah menerima empat sanksi dari PBB sejak tahun 2006 mengenai program pengayaan uranium. Di antara berbagai titik kunci dikenakan sanksi itu adalah pemberlakuan pada semua negara untuk mencegah pengajaran dan pelatihan bagi Iran khusus yang akan membantu mengembangkan program nuklir negara itu.

Presiden Iran menolak sanksi yang telah ditimpakan kepada Iran yang didukung oleh AS dan sekutunya, Presiden Iran percaya bahwa negaranya memiliki hak untuk mengembangkan pengayaan uranium untuk tujuan damai. "Sanksi sedang ditimpakan pada kita dari segala bidang, tapi mereka seperti lalat, kita memiliki kesabaran dan kami akan bertahan," Demekan dikutip Presiden Iran.

Kami adalah negara pertama yang mengusulkan Timur Tengah bebas dari senjata nuklir.

Boroujerdi mengatakan bahwa Iran sangat khawatir kepada Israel yang memiliki lebih dari 200 hulu ledak nuklir yang dapat mengancam keamanan di Timur Tengah.

Boroujerdi telah bertemu dengan Presiden Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono pada hari Jumat sore untuk menyampaikan pesan tertulis khusus dari Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad.

Boroujerdi mengatakan bahwa surat tersebut adalah tentang harapan Iran supaya Indonesia memainkan peran yang lebih konstruktif untuk membantu memecahkan masalah nuklirnya.

"Dalam pertemuan sore ini dengan Presiden Indonesia, SBY yang didampingi oleh Menteri Luar Negeri Marty Natalegawa, kami berbicara dan bertukar pandangan terkait berbagai hal di dunia, khususnya masalah nuklir Iran dan hal-hal lain mengenai situasi politik di Timur Tengah.