Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad terkenal sebagai presiden yang paling sederhana se-dunia. Saat menjabat Walokota Teheran, kemana-mana selalu menyetir sendiri, tetap tinggal di rumah susunnya, membersihkan lingkungannya sendiri, suka mengamati sudut-sudut kota Iran sendiri.
Ketika Mahmoud Ahmadinejad harus menginap di hotel, ia meminta kamar yang tidak terlalu besar dan tanpa tempat tidur. Ia tidak suka tidur di atas kasur, sukanya tidur di lantai beralaskan karpet dan selimut.
Pria kelahiran Ardan, Iran 28 Oktober 1956 ini tidak tinggal di Istana kepresidenan, melainkan memilih tinggal di rumahnya sendiri bahkan Ahmadinejad tidak mengambil gajinya sebagai Presiden. Presiden Iran ke 6 ini menganggap bahwa semua kesejahteraan adalah milik negara dan ia bertugas untuk menjaganya.
Kesederhanaan lain dari Ahmadinejad yaitu saat menikahkan putranya, Alireza Ahmadinejad. Pesta pernikahan tersebut hanya menghabiskan biaya sebesar Rp. 28 Juta. Walaupun pernikahan tersebut terbilang sedernahan, namun berlangsung secara khidmat dan penuh kebahagiaan.
Soal hidup sederhana bagi pejabat, Ahmadinejad pernah berujar seperti ini,”Untuk mewujudkan masyarakat yang maju dan sejahtera, pejabat negara harus memiliki standar hidup yang sama dengan kebanyakan orang dalam masyarakat. Pemimpin harus mencerminkan kehidupan nyata masyarakat di sekitarnya, tidak hidup di menara gading.”
Kesederhaan Presiden Mahmoud Ahmadinejad terlihat pada sosok Jokowi. Saat Jokowi menjabat sebagai Walikota Solo, ini tidak pernah mengambil gajinya untuk kepentingan pribadinya. Gaji pokok Rp. 7.250.500 dan tunjangan senilai lebih dari Rp. 22 juta dibagikan kepada warga Solo yang benar-benar miskin, bahkan Jokowi pernah berjanji, kalu resmi menjadi Gubernur DKI, ia tidak akan mengambil gajinya.
Kesederhanaan Jokowi tersebut membuat masyarakat Solo mencintai Jokowi. Hal tersebut terbukti dari kemenangan mutlak pria yang lahir di Surakarta pada tanggal 21 Juni 1962 ini dalam pemilu keduanya sebagai incumbent dengan angka 91%. Sikap sederhan, pekerja keras, serta mau turun langsung ke masyarakat merupakan kunci sukses di Solo.
Kesederhanaan Jokowi yang terbaru terlihat pada anggaran pelantikan sebagai Gubernur DKI. Dana Pelantikan Jokowi yang akan dilaksanakan pada tanggal 7 Oktober 2012 nanti, awalnya dianggarkan Rp. 1,05 milyar. Namun, karena Jokowi menginginkan pelantikan dirinya dilaksanakan secara sederhana, dana tersebut dipangkas menjadi 551 juta.
“Saya sih inginnya yang sederhana mungkin.” Kata Jokowi
Cerdas
Mahmoud Ahmadinejad adalah orang yang cerdas. Salah satu kecerdasan Ahmadinejad tampak saat diwawancari oleh media AS. Gaya bicara dan kecerdsan Ahmadinejad dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan Piers Morgan (host CNN) mampu membuat Morgan diterwai oleh penonton.
Terlihat dalam potongan wawancara itu Morgan berusaha menjebak dengan pertanyaan, “Saat ini sedang terjadi gelombang protes di Timteng atas video yang menghina Nabi Muhammad. Sebagai hasilnya, terjadi penyerangan terhadap kedubes-kedubes AS, termasuk pembunuhan terhadap Dubes AS di Libya. Apa Anda mengutuk penyerangan yang menjadi penyebab pembunuhan ini?”
Dengan cerdas Ahmadinejad membalikkan sudut pandang terhadap topik ini, “Pertama, kami mengutuk segala bentuk aksi provokatif yang menyinggung pemikiran dan perasaan relijius rakyat sebagaimana kami juga menutuk segala bentuk ekstrimisme. Tentu saja, apa yang sudah terjadi adalah buruk; menghina Nabi Suci adalah sangat buruk. Ini tidak ada hubungannya dengan kebebasan berbicara. Ini adalah bukti dari penyelewengan kebebasan dan di banyak tempat ini termasuk sebagai kriminalitas; hal ini tidak seharusnya terjadi… Tapi kami juga berpendapat bahwa masalah ini harus diselesaikan dalam atmosfer kemanusiaan dan tidak sampai melenyapkan nyawa manusia…”
Bukti lain Ahmadinejad seorang yang cerdas dan pintar, selain dia memang telah memperoleh gelar Doktor (Ph.D.) pada 1987 dalam bidang teknik dan manajemen transportasi perkotaan pada Universitas Sains dan Teknologi Teheran, ada sebuah kejadian yang menarik ketika dia masih menjabat sebagai Walikota Teheran, yaitu ketika Presiden Iran, pada waktu itu masih dijabat oleh Mohammad Khatami, menyindir Ahmadinejad yang tidak becus mengatasi kemacetan di jalan-jalan Teheran sehingga menyebabkan ia terlambat berjam-jam dalam menghadiri sebuah pertemuan penting di Kota Teheran. Dengan tenang, Ahmadinejad menghadapi sindiran sang presiden tersebut dengan mengatakan: ”Kita harus bersyukur karena memiliki presiden yang baru kali ini merasakan persoalan-persoalan yang setiap hari dirasakan oleh rakyat.”
Selain itu, Ahmadinejad mampu menguasai dan menggunakan empat bahasa sekaligus secara baik dan benar: bahasa Inggris, Prancis, Arab dan Persia. Kemudian dia juga terkenal sebagai seorang yang jago debat. Yang paling bikin heboh, Ahmadinejad pernah menantang Presiden Amerika, George W. Bush, untuk berdebat secara langsung dan terbuka.
Kecerdasan seperti Ahmadinejad tampak pada sosok Jokowi. Saat Jokowi menandingi terobosan Foke dengan gaya yang santai tapi memikat. Dengan mengadakan Pawang Geni yang diciptakan warga Solo yang bernama Sri Utomo, Jokowi langsung mengadaptasi ciptaan Sri Utomo sebagai mesin partisipatif masyarakat untuk keterlibatan langsung warga di lingkungan.
Ciri utama Jokowi yang utama memang kemampuannya dalam membangun tingkat partisipatif masyarakat dalam agenda-agenda kerja publik, dan soal ini Jokowi sudah mendapatkan penghargaan Internasional. Disini Jokowi mampu membangun cluster-cluster pemberdayaan masyarakat sehingga masyarakat mampu kuat tumbuh secara natural tanpa dorongan atau karbitan pemerintahan, bagi Jokowi masyarakat yang kuat, mapan dan teratur adalah kunci dari keberhasilan suatu pranata pemerintahan di suatu wilayah.
Kecerdasan lain yang dimiliki Jokowi yaitu dalam menyusun strategi-strategi pemenangan dalam pilkada DKI. Strategi yang dilakukan Jokowi ini sangat memikat masyarakat Jakarta sehingga masyarakat DKI banyak yang memilih Jokowi, baik pada putaran pertama maupun pada putaran kedua dalam pilkada DKI Jakarta.
Gigih
Mahmoud Ahmadinejad adalak sosok yang gigih dalam menghadapi ancaman. seperti dilansir Press TV, Kamis (27/9/2012). Ahmadinejad tidak takut menghadapi ancaman perang Israel. Hal tersebut jelas dikarenakan kegigihan Ahmadinejad dalam menghadapi ancaman.
Begitu juga dengan kegigihan Jokowi, ancaman SARA, Joko Widodo (Jokowi) mengaku tak khawatir terhadap ancaman pesaingnya, calon Wakil Gubernur Nachrowi Ramli (Nara) yang akan mengusir warga Betawi jika tidak mencoblos sesama etnisnya. Selain itu, Jokowi Jokowi tetap gigih walau dikejar-kejar DPRD Solo, terus berjuang dan berjuang untuk menjalankan pemerintahan DKI Jakarta.
Dipercaya
Kesederhanaan, kecerdasan, dan kegigihan yang dimiliki Ahmadinejad dan Jokowi, keduanya mendapat kepercayaan dari masyarakat. Jika tidak mendapat kepercayaa, Ahmadinejad tidak mungkin menang dalam pemilihan presiden di Iran sedangkan Jokowi tidak mungkin menang dalam pemilihan kepala daerah DKI Jakarta.
Sumber:
Berikan Komentar
Berkomentarlah yang sopan dan jangan buang-buang waktu untuk melakukan spam. Terimakasih.
Obrolan Ringan