Pendidikan Tak Terkubur karena Kemiskinan

Relawan al-Hakim, Bety dan Umar, tengah mengajar anak-anak TK kelas A dan kelas B di sebuah mushalla di samping pemakaman umum, Ciputat Timur.
Poto oleh Rimanews.com

“Siapa yang Jujur?”, tanya sepasang guru di depan kelas dengan semangat. Anak-anak serempak mengacungkan tangan mereka sambil bersorak “SAYAA!”.“Siapa yang berani?”, anak-anak makin berlomba meninggikan suara mereka karena tak mau kalah, “SAYAAAA!”. Inilah keceriaan yang tergambar di sekolah TK Gang Kubur, Ciputat Timur.

Kelas yang sempit dan peralatan seadanya tidak menyurutkan semangat belajar mereka. Taman pemakaman berubah menjadi tempat permainan yang menyenangkan. Di antara batu-batu nisan yang bisu itu mereka berlarian dan bermain dengan penuh canda dan tawa.

Anak-anak mengenal TK mereka sebagai TK Gang Kubur. Maklum, tempat mereka belajar memang beralamat di Jl. Kubur, Cempaka Putih, Ciputat Timur. Tepat di samping kuburan, sebuah mushalla kecil berdiri. Di mushalla inilah mereka sekolah.

Setiap pagi, dari Senin hingga Kamis, anak-anak hadir di kelas tepat waktu. Berbekal semangat belajar, anak-anak selalu antusias, aktif dan interaktif.Para orang tua pun ikut mengantarkan setiap harinya. Tak mau kalah dengan guru, mereka ikut semangati anak-anaknya.

Menurut beberapa orang tua yang juga warga sekitar, keberadaan TK tersebut telah sangat membantu dan meringankan beban mereka. Siswa TK berlatar belakang dari keluarga kelas bawah: Mulai dari pedangang kecil, pembantu rumah tangga, buruh cuci, hingga pemulung.

Di lingkungan sekitar TK pun masih terlihat beberapa pemulung dan pengangkut barang bekas lalu lalang menarik gerobaknya. Deretan rumah warga yang dibuat dari lempengan kayu triplek, seng dan terpal bekas menjadi pemandangan pertama ketika masuk ke lokasi TK ini.

Di TK ini, orang tua membayar semampunya. Jika tak ada dana, mereka bebas biaya. Maklum, TK ini digerakkan oleh komunitas relawan Al-Hakim.

“Uang dari orang tua siswa kami pakai untuk menyediakan instrumen pembelajaran. Sisanya, kami menutupnya dengan uang dari donatur dan relawan sendiri,” kata Bety Nurbaiti.

Bety, lulusan sebuah perguruan tinggi terkemuka, bersama suaminya dan sejumlah relawan lain kompak menjadi pengajar di TK tersebut. "Kami terbuka kepada siapa saja yang ingin bergabung untuk menjadi relawan," ujar Bety.

Selain TK, al-Hakim juga mengelola taman pendidikan al-Quran (TPA) dan memberikan pelajaran tambahan bagi siswa SD dan SMP setiap sore. TPA dan bimbingan belajar al-Hakim tersebar di tiga lokasi di sekitar Ciputat.

Sumber:

rimanews.com